Pengertian, Jenis-jenis dan Proses Turunnya Hujan
Cuaca di Cilegon lagi mendung jadi tertarik ingin menulis artikel tentang hujan. Sebelum dijelaskan arti hujan itu apa? Sebenarnya Sobat semua sudah tahu bentuk hujan itu seperti apa, yaitu berupa titik-titik air yang turun dari angkasa. Waktu dulu saat hujan turun, itulah momen yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak dikampung, mereka pergi keluar rumah untuk hujan-hujanan sambil berlari-larian di sawah sambil ngejar-ngejar bebek atau walang (baca:belalang).
Apasih hujan itu?
Hujan menurut Wikipedia adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Hujan Orografis.
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan sehingga massa udara itu dipaksa naik ke lereng pegunungan. Akibatnya suhu udara tersebut menjadi dingin. Sampai ketinggian tertentu terjadi proses kondensasi dan terbentuklan awan. Selanjutnya terjadilah hujan yang disebut hujan orografis.
2. Hujan Konveksi (Zenithal).
Hujan konveksi terjadi karena udara yang mengandung uap air bergerak naik secara vertikal (konveksi) karena pemanasan. Udara yang naik itu mengalami penurunan suhu, sehingga pada ketinggian tertentu terjadi proses kondensasi dan pembentukan awan. Setelah awan tersebut tidak mampu lagi menahan kumpulan titik- titik airnya, maka terjadilah hujan konveksi (zenithal). Hujan konveksi banyak terjadi di daerah tropis yang mempunyai intensitas penyinaran matahari yang selalu tinggi.
3. Hujan Frontal.
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara panas dengan massa udara dingin. Pada pertemuan udara panas dan dingin terjadilah bidang front dimana terjadi kondensasi dan pembentukan awan. Udara yang panas selalu berada di atas udara yang dingin. Hujan frontal biasanya terjadi di daerah lintang sedang atau pertengahan. Adakalanya di daerah tropis terjadi hujan es. Proses terjadinya dimana suatu daerah mendapat pemanasan sinar matahari yang sangat tinggi, sehingga udara yang mengandung uap air naik secara konveksi, dan terjadilah proses kondensasi dan pembentukan awan. Setelah kondensasi udara masih tetap naik, sehingga titik-titik air yang dikandung oleh udara tersebut sangat dingin sampai di bawah titik beku (0 derajat Celcius). Akibatnya titik-titik air tersebut menjadi beku dan pada saat terjadi hujan disertai dengan kristal es.
Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang sengaja bisa dibuat oleh manusia yang telah dirancang oleh Badan Metafisika Kilimatologi dan Geofisika (BMKG). Hujan buatan dapat dilakukan dengan menaburkan bahan kimia berupa Argentium Lodida atau bahan pendingin lainnya ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan awan.
aHujan buatan biasanya dilakukan ketika musim hujan kemarau panjang ketika musim sedang paceklik kekurangan air dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau ketika ada pembakaran hutan secara liar. Untuk bisa menanggulangi terjadinya kebakaran. Hutan mempunyai beberapa macam dan fungsinya yaitu :
Proses Terjadinya Hujan
Berikut ini adalah proses atau tahapan-tahapan terjadinya hujan:
- Sinar matahari menyinari bumi, energi dari sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya evaporasi (penguapan) di lautan, samudra, danau, sungai dan sumber air lainnya sehingga dihasilkan uap-uap air.
- Uap-uap air ini akan naik pada ketinggian tertentu dan akan mengalami peristiwa yang disebut kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air.
- Kemudian Uap-uap air ini akan membentuk awan. Lalu, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa butir-butir air ini.
- Butir-butir air ini akan menggabungkan diri (proses ini disebut koalensi) dan akan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir-butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga jatuh ke permukaan bumi.
- Dan ketika jatuh ke permukaan bumi, butir-butir air ini akan melewati lapisan yang lebih hangat di bawahnya. Sehingga butir-butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan dengan hujan.
Hujan juga dipengaruhi oleh beberapa iklim yang ada di indonesia, dengan mengetahui iklim di indonesia maka akan lebih mudah untuk mengetahui hujan jenis apakah yang akan turun pada waktu tertentu .
Perbedaan Awan Dingin Dan Awan Hangat
Hujan yang turun dapat memberikan cuaca yang berbeda, ada berbagai macam hujan awan yang dapat di bedakan menjadi dua yaitu awan dingin (cold cloud) dan awan hangat (warm cloud). Cara membedakan awan dingin dan awan hangat menurut suhu lingkungan atmosfer apabila seluruh bagiannya berada pada lingkungan atmosfer dengan suhu 0 derajat celcius. Terjadinya awan dingin adalah apabila seluruh bagian awan dingin berada pada daerah lintang tinggi dan menengah yang suhu udaranya dekat dengan permukaan tanah.
Indonesia mempunyai suhu dekat dengan permukaan sekitar 20-300 derajat celcius sedangkan dasar awannya memiliki suhu sekitar 180 derajat celcius. Walaupun dengan keadaan tersebut puncak awan bisa menembus jauh keatas melewati titik beku dan sebagian awan adalah awan hangat dan sisanya adalah awan dingin.
Proses terjadinya hujan pada awan hangat
Pada proses terjadinya hujan pada awan hangat adalah dengan cara saat uap air terangkat dari permukaan bumi dan kemudian menuju atmosfer akan terjadi proses kondensasi yang dapat menyebabkan uap air mengalami proses evaporasi (pengembunan) dengan adanya sumber garam yang berasal dari air laut.
Sifat nya yang higroskopik ketika akan di mulai proses kondensasi partikel-partikel akan berubah menjadi titik-titik air yang semakin banyak titik-titik air yang mengendap akan membentuk menjadi sebuah awan. Dan partikel yang mengelilingi debu serta kristal garam yang ada di permukaan awan akan menebal sehingga menjadi berat dan tidak bisa ditampung lagi maka mulai lah jatuh dari awan menjadi hujan.
Proses terjadinya hujan pada awan dingin
Pada proses terjadinya hujan pada awan dingin adalah dengan cara ketika titik-titik air sudah menjadi kristal-kristal es dan semakin bertambah banyak melalui air super dingin serta deposit uap air. Dan dalam proses hujan awan dingin peranan kristal es dalam pembentukan awan dingin sangat penting sehingga disebut dengan proses kristal es.
Saat udara naik melebihi tinggi permukaan atmosfer, maka dari titik-titik air tersebut setelah pengembunan akan berubah menjadi awan lalu dalam ketinggian tertentu yang sumbunya berada di bawah titik beku kemudian awan akan berubah menjadi titik-titik kristal es kecil dan udara di sektiarnya tidak terlalu dingin sehingga membuat kristal bertambah besar dan menjadi butiran salju dan jika terlalu berat dalam proses pengembunan akan jatuh sebagai salju. Namun ketika kristal salju melewati awan hangat, awan maka salju tersebut akan segera mencair menjadi hujan. Kristal salju ini akan jatuh tanpa menjadi cair bila pada musim dingin tiba.
Bentuk-bentuk Hujan di Dunia
Setelah kita sudah mengetahui beberapa proses terjadinya jenis-jenis hujan yang ada seluruh dunia, sekarang kita akan membahas mengenai beberapa proses bentuk-bentuk hujan yang ada di dunia yang sama halnya akan turun pada kurun waktu tertentu dan di berbagai negara tertentu.
Berikut adalah proses bentuk-bentuk terjadinya hujan di seluruh dunia :
1. Hujan es
Hujan es adalah hujan yang turun ke bumi berupa bentuk butir-butir es atau yang biasa disebut dengan hujan batu yang akan berjatuhan ke bumi. Terjadinya hujan es karena arus udara yang banyak mengandung uap air yang akan bergerak secara vertikal lalu akan mencapai udara yang paling tinggi, Sehingga suhu udaranya akan turun 0°C. Akibatnya dari proses tersebut maka uap air yang berada di udara akan berubah sangat cepat menjadi kristal-kristal es dan akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es dan kemudian sebagian kristal-kristal tersebut akan cepat mencair sebelum sampai di permukaan bumi. Biasanya hujan es sering diiringi dengan hujan yang sangat lebat dan terjadi pada siang hari namun hujan es ini terjadi begitu cepat dan tidak terlalu lama.
2. Hujan rintik-rintik
Hujan rintik-rintik adalah hujan yang hanya menjatuhkan rintik-rintik air dari langit yang tidak terlalu lebat, hujan rintik-rintik ini terjadi karena butir-butir awan sangat sedikit dengan ukuran diameter 0.2-0,5 mm dan biaasanya hujan rintik-rintik ini hanya terjadi pada awan yang berlapisan rendah yang dekat dengan permukaan bumi.
3. Hujan asam
Hujan asam adalah hujan yang disebabkan oleh pencemaran udara karena asap udara atau efek rumah kaca yang akan menimbulkan endapan hujan asam yang sangat tinggi sehingga akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya kandungan dalam udara seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang asalnya dari asap pabrik atau asap industri makan akan mengalami perubahan kimia di udara dan akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam dalam bentuk air hujan, kabut atau salju yang akan turun bahkan bisa saja sebagai partikel-partikel kering yang membentuk asam. Hujan asam ini dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan seperti :
- Kerusakan hutan
- Ikan-ikan di laut, sungai dan danau akan mati
- Merusak alat pernapasan
Menimbulkan bau yang tidak sedap - Menimbulkan efek rumah kaca
- Menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup
Dari berbagai kerusakan tersebut dapat dipastikan sangat mengalami kerugian pada makhluk hidup, oleh karena itu harus dilakukannya untuk mengatasi masalah kerusakan atau pecemaran yang disebabkan oleh turunnya hujan asam.
Disamping itu ada macam pengukuran hujan yang sudah di uji kebenarannya oleh Badan Meteorologi Kilimatologi dan Geofisika. Alat pengukur hujan adalah Ombrometer, Rain Gauge. Ada dua macam alat pengukuran hujan yaitu alat pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatik dan dari situlah bisa diketahui bagaimana cara mengukur curah hujan yang akan turun . Berikut adalah persyaratan cara mengukur curah hujan yaitu :
- Ambil sedikit dari sisa air hujan
- Lalu harus diletakkan ditempat yang tidak ada gangguan dari apapun dengan jarak 4 kali lebih tinggi dari tempat yang ada gangguan.
- Alat pengukur yang digunakan harus tegak lurus dan dengan tinggi permukaan penakar 90-120 cm diatas permukaan tanah
- Hindari dari angin yang bertiup kencang
- Alat pengukur harus di jaga dan di lindungin dari gangguan binatang maupun manusia sekalipun.
- Proses pengukuran harus dekat dengan lokasi si pengamat.
Pola Curah Hujan di Indonesia
Fungsi air hujan di Indonesia cukup vital untuk itu curah hujan sangat penting bagi Indonesia. Curah hujan adalah jumlah curah air hujan yang turun ke permukaan bumi dalam kurun waktu tertentu. Curah hujan yang jatuh kepermukaan bumi biasanya deras, sedang, kecil, dan hanya rintik-rintik. Curah tinggi hujan yang datang diberbagai daerah biasanya dipengaruhi beberapa faktor yaitu sudut datangnya matahari, angin, arus laut maupun tinggi rendahnya suatu tempat dari hal itu yang mempengaruhi hujan di berbagai tempat pasti berbeda-beda.
Di Indonesia memiliki beberapa pola curah hujan yaitu :
1. Pola curah hujan monsun
Pola curah hujan monsun adalah pola curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan). Pola curah hujan monsun terjadi pada bulan-bulan tertentu yaitu pada bulan Juni, Juli dan Agustus akan terjadi pergantian musim yang disebut dengan bulan kering, sedangkan pada bulan Desember, Januari, dan Februari akan terjadi pergantian musim yang disebut dengan bulan basah. Kemudian pada sisa enam bulannya merupakan periode peralihan atau pancaroba (tiga bulan peralihan musim kemarau ke musim hujan dan tiga bulan peralihan musim hujan ke musim kemarau), Biasanya daerah yang di dominasi dengan curah hujan monsun adalah :
- Kalimantan Tengah dan Selatan
- Jawa
- Nusa Tenggara bagian Papua
- Bali
- Sumatera bagian Selatan
2. Pola curah hujan Ekuatorial
Pola curah hujan Ekuatorial adalah curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat bimodial (dua puncak hujan). Pola curah hujan monsun terjadi pada bulan-bulan tertentu yaitu pada bulan Maret dan Oktober pada saat terjadi ekinoks. Biasanya daerah yang didominasi dengan curah hujan ekuatorial adalah pulau Kalimantan bagian Utara dan pulau Sumatera bagian Tengah dan Utara.
3. Pola curah hujan Lokal
Pola curah hujan Lokal adalah curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat unimodial (dua puncak hujan) namun bentuknya pola curah hujan lokal berlawanan dengan pola curah hujan monsun. Biasanya daerah yang di dominasi dengan curah hujan lokal adalah:
- Sulawesi
- Maluku
- Papua.
Demikian pembahasan tentang Pengertian, Jenis-jenis dan Proses Turunnya Hujan, semoga bermanfaat.
Referensi:
http://themovies.xtgem.com
http://ilmugeografi.com/
www.wikipedia.org
Saluran Youtube: learning junction
Keterangan Gambar: gambar ilustrasi proses hujan (http://easyscienceforkids.com)
Saluran Youtube: learning junction
Keterangan Gambar: gambar ilustrasi proses hujan (http://easyscienceforkids.com)
mantap bermanfaat nih untuk Cilegon yg sekarang rawan Hujan...
BalasHapusterimakasih Cilegonpedia
kerzennn... kerennnn...
BalasHapus